CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 12 April 2012

pelajaran dari dongeng

copas neh, lucu juga :)

apa pesan moralnya?
Cerita Jaka Tarub dan 7 Bidadari, misalnya. Jaka Tarub berburu di hutan, kesasar sampe nemu telaga ajaib tempat bidadari mandi. Jaka Tarub ngintip bidadari mandi, kesengsem, lantas nyolong salah satu selendangnya. Tentunya dia berani melakukan ini karena tujuh-tujuhnya bidadari. Comot selendang yang mana aja udah pasti pemiliknya bidadari, jaminan mutu. Coba kalo misalkan komposisinya 3 bidadari dan 4 pegulat sumo, mungkin dia agak berpikir ulang dengan probabilita di bawah 50% tersebut (terlepas dari kondisi bahwa umumnya pegulat sumo tidak berselendang).
Singkat cerita, bidadari yang kehilangan selendang nggak bisa terbang balik ke kahyangan, Jaka Tarub tampil sok pahlawan lantas berhasil mengawini sang bidadari malang.Dia lantas hidup enak dengan fasilitas nggak perlu lagi menumbuk padi untuk makan nasi. Berkat kesaktiannya, nyonya bidadari bisa masak nasi sepanci penuh cukup dengan menaruh sebutir beras. Tapi karena Jaka Tarub penasaran buka-buka panci, kesaktian itu luntur dan sang bidadari harus kembali menumbuk beras seperti ibu-ibu lainnya.
Akhir cerita, sang bidadari berhasil nemuin selendangnya yang diumpetin Jaka Tarub, dan buru-buru cabut balik ke kahyangan.

Coba, dengan cerita semacam ini, pesan moral apa yang bisa gue turunkan kepada si bocah Rafi? Apakah...
  • ...hati-hatilah memilih tempat mandi, agar tidak jadi korban tindak voyeurisme dan pencurian?
  • ...kalo ketemu cewek yang lo mau, gunakanlah segala tipu daya agar bisa dapet - urusan lainnya belakangan?
  • ...kalo habis melakukan kejahatan, segera singkirkan barang bukti agar gak ketahuan?

Dongeng aneh lainnya adalah dongeng Putri yang Sempurna. Ceritanya, seperti biasa, sepasang raja dan ratu pusing nyari calon istri yang sempurna untuk sang pangeran tampan yang karena satu dan lain hal nampak kurang pergaulan sehingga udah capek-capek jadi pangeran tampan masih aja susah cari jodoh sementara di luar sana banyak abang bajaj berbini tiga.
Akhirnya datanglah seorang putri yang dites harus tidur di atas 20 lapis kasur yang di lapis terbawahnya diletakkan sebutir kacang polong. Ternyata putri itu kesulitan tidur karena dia masih mampu merasakan kehadiran si kacang polong, maka dengan demikian raja, ratu dan pangeran tampan berkesimpulan bahwa dia adalah putri yang sempurna yang layak untuk menjadi istri pangeran.

Pesan moral?
  • Hidup seorang pangeran mungkin terlalu mudah dan datar sehingga dia merasa perlu untuk memperistri perempuan yang mampu mendeteksi kacang polong di balik 20 lapis kasur. Bayangin kaya apa rewelnya perempuan itu saat AC mati.

  • Penentuan kriteria sebaiknya dilakukan secara ekstra hati-hati karena perlu dipertanyakan relevansi antara kemampuan mendeteksi kacang polong dengan kesempurnaan menjadi putri.

  • Akal sehat juga bermanfaat saat mencari jodoh. Kalo gue jadi putrinya, dan tiba-tiba disuruh tidur di atas tempat tidur aneh dengan 20 kasur, maka secara nalar sederhana gue akan langsung curiga, pasti ada apa-apanya nih. Jadi begitu besok paginya gue ditanya bisa tidur nyenyak atau enggak, gue bilang aja enggak bisa tidur sekalipun kenyataannya semalem gue tidur sampe ngorok - langsung deh dapet pangeran tampan.

Berikutnya, dongeng Lara Jonggrang. Intinya dia dilamar oleh Bandung Bondowoso, cowok yang menurut dia 'enggak level banget'. Bukannya pilih cara simpel dengan bilang 'enggak', dia malah ngajuin syarat yang menurut dia mustahil yaitu menggali sumur Jalatunda dan membangun 1000 candi sebelum fajar. Saat syarat pertama berhasil terpenuhi dan syarat ke dua nyaris berhasil juga, Lara Jonggrang panik dan main curang dengan cara mengerahkan kroco-kroconya untuk mensimulasikan situasi fajar dengan menumbuk lesung dan membangunkan ayam. Saat itu sudah jadi 999 candi. Akibatnya Bandung Bondowoso marah dan mengutuk Lara Jonggrang jadi arca, melengkapi kompleks candi ciptaannya menjadi 1.000*.

Apa pesan moralnya?
  • Kejujuran itu berat, maka daripada repot berkata jujur, buatlah alasan yang mengada-ada?

  • Keselamatan yang utama, maka segala jalan boleh ditempuh asalkan selamat?

  • Kesaktian tanpa akal sehat tidak akan membawa hasil yang menggembirakan? Faktanya si Bandung ini cukup sakti, tapi bukannya menggunakan kesaktiannya untuk melet Roro Jonggrang, dia malah mengubahnya jadi arca. It's a lose-lose solution, Man. Bandung, lu kelonin deh tuh arca.
Tapi semua cerita itu nggak bisa mengalahkan keanehan cerita berjudul Batu Panjang, dari Jambi. Ceritanya ada seorang putri yang tinggal bersama keluarga besarnya. Suatu malem, kakeknya pulang bawa ikan, dan si putri ini merengek minta ikan pada kakeknya. Kakeknya nyuruh dia minta sama neneknya. Neneknya nyuruh dia minta sama ayahnya, dan seterusnya hingga intinya si putri ini frustrasi karena cuma minta ikan sepotong aja birokrasinya berbelit amat.
Dia pergi ke luar rumah, naik ke atas batu, lantas nyanyi. Setiap kali selesai satu lagu, batunya terangkat dari tanah. Dia nyanyi lagi, batunya terangkat makin tinggi. Habis itu kayaknya dia nyanyi lagu yang cukup panjang, mungkin medley antara Bohemian Rhapsody dan November Rain, sehingga akhirnya batu itu sampai di bulan. Begitu sang putri berhasil mendarat di bulan, dia menendang batu itu balik ke bumi. Di bumi, batu itu nyangsang di sebuah bukit dan dikenal dengan nama "Batu Panjang". Keluarga putri itu pun menyesal karena merasa kehilangan sang putri. Sedangkan sang putri nggak diceritakan, apakah dia senang atau enggak di bulan. Mungkin menyesal juga, karena di bulan mana ada ikan?

Apakah pesan moralnya?
  • Kalo anak minta ikan, udah lah kasih aja daripada dia nendang-nendang batu dari bulan. Iya kalo nyangsangnya di bukit kosong, kalo di komplek perumahan gimana? Bisa jadi urusan polisi.

  • Kalo mau tinggal di Indonesia, bersiaplah menghadapi birokrasi berbelit. Kalo nggak sudi, sono tinggal aja di bulan.

Tidak ada komentar: